Direktorat Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan DitjenPas Tinjau Lapas Permisan

NUSAKAMBANGAN - Pastikan Kegiatan Kemandirian di Lapas Kelas IIA Permisan Nusakambangan berjalan dengan baik, rombongan Direktorat Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia berkunjung ke Lapas Kelas IIA Permisan Nusakambangan pada Selasa (07/05).

Indra Sofyan, selaku ketua Pokja Pembinaan Kemandirian mengecek langsung bagaimana para WBP Lapas Permisan dalam melakukan kegiatan seperti kegiatan membatik, kaligrafi, pembuatan dompet, dan bakery.

Baca juga: Darori Wonodipuro Soroti Belum Adanya Penertiban Kebun Sawit Ilegal

Beliau mengatakan pentingnya promosi setiap produk yang dihasilkan agar kualitas yang dihasilkan dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini selaras dengan penambahan kegiatan kemandirian di Lapas Medium Security Nusakambangan ini yaitu pembuatan dompet.

Rombongan sangat antusias melihat bagaimana kemahiran para WBP dalam melakukan pembuatan batik, mulai dari mendesain, mencanting, mencolet, dan lorot sebagai bagian tahap akhir proses pembuatan.

Baca juga: Hinca Pandjaitan Minta Pidana Perbuatan Cabul Oleh LGBT Diperjelas di Memori Penjelasan KUHP

Kepala Seksi Kegiatan Kerja, Reza Ibnu Wibowo mengatakan bahwa peran petugas sangat menentukan dalam keberhasilan kegiatan kemandirian.

"Kehadiran petugas dalam melakukan pengawasan dan memberikan arahan kepada para WBP akan sangat membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan, " Ujar Reza.

Baca juga: Rifqinizamy Karsayuda Ingatkan Urusan Pertanahan yang Belum Selesai Kepada Menteri ATR Baru

Kedepannya Lapas Kelas IIA Permisan Nusakambangan akan selalu berbenah, mempertahankan dan meningkatkan kegiatan kemandirian yang sudah berjalan baik dan memperbaiki apa yang sekiranya belum dikerjakan secara optimal.

#KumhamSemakinPASTI
#kemenkumham_ri
#ditjenpas
#kanwilkemenkumhamjateng
#diarykemenkumham
#lapaspermisan

Baca juga: Arsul Sani: Perlu Direvisi, UU KUHAP Masih Berorientasi Proses Beracara yang Usang